PENGARUH
LINGKUNGAN TERHADAP MIKROORGANISME
Oleh
DEVITA AYU
05111003034
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.
PENDAHULUAN
Bakteri
asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram positif yang tidak membentuk
spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat.
Terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL, beberapa diantaranya
sering digunakan dalam pengolahan produk pangan. Bakteri tersebut yaitu Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium,
Lactobacillus, Lactococcus, Streptococcus, Vagococcus dan Weissella. Produk
makanan yang memanfaatkan bakteri ini yaitu yougurt, keju, sour cream dan
produk fermentasi lainnya. BAL dapat melindungi dari pencemara oleh bakteri
pathogen, meningkatkan nutrisi dan berpotensi memberikan dampak positif bagi
kesehatan (Wellmeyer. B, 2009).
Bakteri
mempunyai kondisi lingkungan tersendiri untuk dapat bertahan hidup. Ada bakteri
yang dapat hidup pada suhu tinggi, suhu rendah, dan ada juga yang dapat hidup
pada kondisi garam. Bakteri yang dapat hidup pada suhu tinggi termasuk golongan
bakteri termofilik. Contohnya adalah Thermus
aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang
hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Kemampuan
bakteri ini disebabkan stabilitas enzim, membrane sel dan makromolekul sel yang
telah teradaptasi. Enzim bakteri termofilik memiliki komposisi asam amino yang
berbeda dengan bakteri lainnya. Membrane selnya tersusun atas asam lemak jenuh
yang lebih stabil dan fungsional terhadap suhu tinggi (Madigan, 2009).
Pseudomonas
extremaustralis merupakan bakteri yang dapat hidup pada suhu yang sangat dingin bahkan
dibawah 0oC.
Bakteri ini bersifat motil dan membentuk biofilm yang membantunya untuk
menghadapi kondisi lingkungan yang ekstrem. Bakteri jenis ini disebut bakteri
psikrofilik. Enzim yang dimiliki bakteri ini mempunyai struktur α-heliks yang
lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Inilah yang menyebabkan
enzim tetap bekerja pada suhu yang rendah. Enzim bakteri psikrofilik juga
bersifat lebih polar dan hanya mengandung sedikit asam amino hidrofobik. Membrane
plasmanya berbanding terbalik dengan bakteri jenis termofilik, bakteri jenis
ini membrane plasmanya tersusun atas asam lemak tidak jenuh (Todar,2008).
Jenis
lingkungan bakteri yang selanjutnya yaitu golongan ekstrem halofil. Golongan
ini yaitu bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam yang sangat tinggi
(15-30%). Terdapat pula beberapa jenis
bakteri yang mampu hidup pada kadar gula
tinggi (kelompok osmofil),
kadar air
rendah (kelompok xerofil),
derajat keasaman pH
sangat tinggi, dan rendah (Hanson. RS, 2006).
B.
TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini ialah
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan suhu inkubasi terhadap
pertumbuhan mikroorganisme.
C.
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu 1) autoclave, 2) cawan petri, 3) erlemeyer, 4) inkubator 5) laminar
flow, 6) lemari pendingin, 7) pipet mikro, 8) rak tabuung reaksi, 9) tip, 10)
vortex.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu 1) Acetobacter
xylinum, 2) agar nutrien, 3) aquadest, 4) BAL, 5) yoghurt.
D.
CARA
KERJA
Cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum pengaruh lingkungan terhadap mikroorganisme ini yaitu:
A.
Perlakuan suhu
1. Sampel
diencerkan sampai 10-4.
2. Media dituang ke 4 cawan petri.
Media yang digunakan media agar nutrien.
3. Ambil
sampel yang sudah diencerkan sebanyak 1 ml dengan pipet mikro kemudian
pindahkan ke cawan yang sudah ada media. Lakukan langkah yang sama untuk
tiga
cawan
berikutnya.
4. Cawan
1 dan 2 dimasukkan ke inkubator dan cawan 3 dan 4 dimasukkan ke lemari
es.
B.
Perlakuan Konsentrasi
1. Sampel
diencerkan sampai 10-4.
2. Media
dituang ke 4 cawan petri. Cawan 1 dan 2 media tanpa garam, sedangkan
cawan
3 dan 4 media dengan garam 2%.
3. Ambil
sampel yang sudah diencerkan sebanyak 1 ml dengan pipet mikro kemudian
pindahkan ke cawan yang sudah ada media. Lakukan langkah yang sama untuk
tiga
cawan
berikutnya.
4. Semua
cawan dimasukkan ke inkubator.
E.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil
yang diperoleh dari praktikum ini yaitu
Kelompok
|
Mikroorganisme
|
Perlakuan
|
Banyaknya
koloni
|
Gel 1 kel 1
|
Acetobacter Xylinum
|
C
|
+++
|
Gel 1 kel 2
|
Bakteri Asam Laktat
|
C
|
+
|
Gel 1 kel 3
|
Acetobacter Xylinum
|
Freezer
|
-
|
Gel 1 kel 4
|
Bakteri Asam Laktat
|
Freezer
|
-
|
Gel 2 kel 1
|
Acetobacter Xylinum
|
Tanpa garam
|
++
|
Gel 2 kel 2
|
Bakteri Asam Laktat
|
Tanpa garam
|
+++
|
Gel 2 kel 3
|
Acetobacter Xylinum
|
Garam 2%
|
+++
|
Gel 2 kel 4
|
Bakteri Asam Laktat
|
Garam 2%
|
++
|
PEMBAHASAN
Bakteri
yang digunakan pada percobaan kali ini ialah bakteri asam laktat (BAL) dan Acetobacter xylinum. Kedua jenis bakteri
ini akan dibiakkan pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Lingkungan
tersebut yaitu penanaman pada suhu sedang (suhu kamar) yaitu C, suhu rendah (di
dalam freezer), penambahan garam 2% dan tanpa garam. Percobaan ini dapat
dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas bakteri bakik secara
fisik, kimia maupun biologi.
Hasil
praktikum menunjukkan pada suhu C Acetobacter xylinum membentuk koloni 3 plus yang artinya sangat
banyak sedangkan pada bakteri asam laktat hanya membentuk satu plus yang
artinya sedikit. Ini menunjukkan bahwa Acetobacter
xylinum merupakan jenis bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di
daerah suhu antara 15°C – 55°C, dengan suhu optimum 25°C – 40 °C. Percobaan
ini dilakukan pada suhu C yang merupakan suhu
optimum bagi Acetobacter xylinum sehingga
bakteri ini dapat tumbuh dengan optimal dan membentuk banyak koloni. Berbeda
dengan bakteri asam laktat yang hanya membentuk koloni sedikit pada suhu ini. Ini
dikarenakan bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°–
30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. 30 °C merupakan suhu maksimal
bakteri ini untuk dapat hidup, oleh karena itu bakteri jenis ini hanya mampu
membentuk sedikit koloni. Suhu yang lebih tinggi dari suhu maksimalnya akan
menyebabkan proteinnya dan senyawa essensial lainnya akan terdenaturasi. Bakteri
yang diletakkan pada freezer tidak menghasilkan koloni sama sekali. Ini
dikarenakan kedua jenis bakteri ini tidak tahan terhadap suhu rendah
,dikarenakan suhu rendah menyebabkan membrane sitoplasma pada bakteri ini tidak
berwujud cair sehingga jalannya transportasi nutrisi terhambat dan proses
kehidupan terhenti.
Percobaan
selanjutnya pengujian dengan kadar salinitas (garam). Media yang tidak
ditambahkan garam menunjukkan bahwa kedua jenis bakteri ini dapat tumbuh dengan
baik. Hasil yang terbentuk ialah jumlah koloni bakteri asam laktat lebih banyak
dari Acetobacter xylinum. Media yang
menggunakan garam 2% juga menunjukkan bahwa kedua jenis bakteri ini dapat hidup
dengan membentuk koloni yang lumayan banyak. Hal ini dikarenakan antara media
dan sel bakteri tidak terjadi perbedaan osmosa yang tinggi sehingga tidak
menyebabkan plasmolisis dan sel bakteri tetap dapat bertumbuh.
F. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat dari praktikum ini ialah:
1. Acetobacter xylinum
merupakan jenis bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu
antara 15°C – 55°C, dengan suhu optimum 25°C – 40 °C.
2. Bakteri
asam laktat merupakan jenis bakteri psikrofil,
yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu
optimum 15 °C.
3. Bakteri
mempunyai kondisi lingkungan tersendiri untuk dapat bertahan hidup
4. Membrane
sel bakteri termofilik tersusun atas asam lemak jenuh yang lebih stabil dan
fungsional terhadap suhu tinggi
5. Acetobacter xylinum dan bakteri asam laktat merupakan jenis
bakteri yang dapat bertumbuh di media yang mengandung garam dan tidak
mengandung garam, tapi dengan syarat kadar garamnya tidak boleh menyebabkan
tekanan osmosa yang tinggi antara media dan sel bakteri
DAFTAR PUSTAKA
Iis
Rostini (2007). Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus Plantarum) Terhadap Masa
Simpan Filet Nila Merah Pada Suhu Rendah.
(http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/PERANAN%20BAKTERI%20ASAM%20LAKTAT.PDF.Online
diakses pada : Senin, 26 November 2012. Pukul : 16.42 WIB)
Hanson, RS, Hanson TE.
2006. Methanotrophic bacteria. New-York : Microbial
Madigan, MT. 2009 Brock Biology of Microorganisms Twelfth
Edition. Berlin : Mc_Graw
Todar, K. 2008. Online Textbook of Bacteriology.
(http://www.textbookofbacteriology.net/index.html.
Online, diakses pada : Senin, 26 November 2012. Pukul : 16.47)
Wellmeyer, B. 2009. Bacterial Morphology. London :
SecondEd
.
LAMPIRAN
C,
Acetobacter xylinum C,
Bakteri asam laktat
Freezer,
Acetobacter xylinum Freezer,
Bakteri asam laktat
Tanpa
garam, Acetobacter xylinum Tanpa garam,
Bakteri asam laktat
Garam
2%, Acetobacter xylinum Garam 2%,
Bakteri asam laktat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar