Senin, 13 Mei 2013

pengaruh lingkungan terhadap mikroorganisme


PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP MIKROORGANISME










unsri.jpg






Oleh
DEVITA AYU
05111003034




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.    PENDAHULUAN
Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram positif yang tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat. Terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL, beberapa diantaranya sering digunakan dalam pengolahan produk pangan. Bakteri tersebut yaitu Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Lactobacillus, Lactococcus, Streptococcus, Vagococcus dan Weissella. Produk makanan yang memanfaatkan bakteri ini yaitu yougurt, keju, sour cream dan produk fermentasi lainnya. BAL dapat melindungi dari pencemara oleh bakteri pathogen, meningkatkan nutrisi dan berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan (Wellmeyer. B, 2009).
Bakteri mempunyai kondisi lingkungan tersendiri untuk dapat bertahan hidup. Ada bakteri yang dapat hidup pada suhu tinggi, suhu rendah, dan ada juga yang dapat hidup pada kondisi garam. Bakteri yang dapat hidup pada suhu tinggi termasuk golongan bakteri termofilik. Contohnya adalah Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Kemampuan bakteri ini disebabkan stabilitas enzim, membrane sel dan makromolekul sel yang telah teradaptasi. Enzim bakteri termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri lainnya. Membrane selnya tersusun atas asam lemak jenuh yang lebih stabil dan fungsional terhadap suhu tinggi (Madigan, 2009).
Pseudomonas extremaustralis merupakan bakteri yang dapat hidup pada suhu yang sangat dingin bahkan dibawah 0oC. Bakteri ini bersifat motil dan membentuk biofilm yang membantunya untuk menghadapi kondisi lingkungan yang ekstrem. Bakteri jenis ini disebut bakteri psikrofilik. Enzim yang dimiliki bakteri ini mempunyai struktur α-heliks yang lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Inilah yang menyebabkan enzim tetap bekerja pada suhu yang rendah. Enzim bakteri psikrofilik juga bersifat lebih polar dan hanya mengandung sedikit asam amino hidrofobik. Membrane plasmanya berbanding terbalik dengan bakteri jenis termofilik, bakteri jenis ini membrane plasmanya tersusun atas asam lemak tidak jenuh (Todar,2008).
Jenis lingkungan bakteri yang selanjutnya yaitu golongan ekstrem halofil. Golongan ini yaitu bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam yang sangat tinggi (15-30%).  Terdapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah (Hanson. RS, 2006).
B.     TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan suhu inkubasi terhadap pertumbuhan mikroorganisme.


















C.    ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1) autoclave, 2) cawan petri, 3) erlemeyer, 4) inkubator 5) laminar flow, 6) lemari pendingin, 7) pipet mikro, 8) rak tabuung reaksi, 9) tip, 10) vortex.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu 1) Acetobacter xylinum, 2) agar nutrien, 3) aquadest, 4) BAL, 5) yoghurt.














D.    CARA KERJA
            Cara kerja yang harus dilakukan pada praktikum pengaruh lingkungan terhadap mikroorganisme  ini yaitu:
A. Perlakuan suhu
     1. Sampel diencerkan sampai 10-4.
2. Media dituang ke 4 cawan petri. Media yang digunakan media agar nutrien.
     3. Ambil sampel yang sudah diencerkan sebanyak 1 ml dengan pipet mikro kemudian
         pindahkan ke cawan yang sudah ada media. Lakukan langkah yang sama untuk tiga
         cawan berikutnya.
     4. Cawan 1 dan 2 dimasukkan ke inkubator dan cawan 3 dan 4 dimasukkan ke lemari
         es.

B. Perlakuan Konsentrasi
     1. Sampel diencerkan sampai 10-4.
     2. Media dituang ke 4 cawan petri. Cawan 1 dan 2 media tanpa garam, sedangkan
         cawan 3 dan 4 media dengan garam 2%.
     3. Ambil sampel yang sudah diencerkan sebanyak 1 ml dengan pipet mikro kemudian
         pindahkan ke cawan yang sudah ada media. Lakukan langkah yang sama untuk tiga
         cawan berikutnya.
     4. Semua cawan dimasukkan ke inkubator.

E.     HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu
Kelompok
Mikroorganisme
Perlakuan
Banyaknya koloni
Gel 1 kel 1
Acetobacter Xylinum
C
+++
Gel 1 kel 2
Bakteri Asam Laktat
C
+
Gel 1 kel 3
Acetobacter Xylinum
Freezer
-
Gel 1 kel 4
Bakteri Asam Laktat
Freezer
-
Gel 2 kel 1
Acetobacter Xylinum
Tanpa garam
++
Gel 2 kel 2
Bakteri Asam Laktat
Tanpa garam
+++
Gel 2 kel 3
Acetobacter Xylinum
Garam 2%
+++
Gel 2 kel 4
Bakteri Asam Laktat
Garam 2%
++









PEMBAHASAN
            Bakteri yang digunakan pada percobaan kali ini ialah bakteri asam laktat (BAL) dan Acetobacter xylinum. Kedua jenis bakteri ini akan dibiakkan pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Lingkungan tersebut yaitu penanaman pada suhu sedang (suhu kamar) yaitu C, suhu rendah (di dalam freezer), penambahan garam 2% dan tanpa garam. Percobaan ini dapat dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas bakteri bakik secara fisik, kimia maupun biologi.
Hasil praktikum menunjukkan pada suhu C Acetobacter xylinum membentuk koloni 3 plus yang artinya sangat banyak sedangkan pada bakteri asam laktat hanya membentuk satu plus yang artinya sedikit. Ini menunjukkan bahwa Acetobacter xylinum merupakan jenis bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°C – 55°C, dengan suhu optimum 25°C – 40 °C. Percobaan ini dilakukan pada suhu C yang merupakan suhu optimum bagi Acetobacter xylinum sehingga bakteri ini dapat tumbuh dengan optimal dan membentuk banyak koloni. Berbeda dengan bakteri asam laktat yang hanya membentuk koloni sedikit pada suhu ini. Ini dikarenakan bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. 30 °C merupakan suhu maksimal bakteri ini untuk dapat hidup, oleh karena itu bakteri jenis ini hanya mampu membentuk sedikit koloni. Suhu yang lebih tinggi dari suhu maksimalnya akan menyebabkan proteinnya dan senyawa essensial lainnya akan terdenaturasi. Bakteri yang diletakkan pada freezer tidak menghasilkan koloni sama sekali. Ini dikarenakan kedua jenis bakteri ini tidak tahan terhadap suhu rendah ,dikarenakan suhu rendah menyebabkan membrane sitoplasma pada bakteri ini tidak berwujud cair sehingga jalannya transportasi nutrisi terhambat dan proses kehidupan terhenti.
Percobaan selanjutnya pengujian dengan kadar salinitas (garam). Media yang tidak ditambahkan garam menunjukkan bahwa kedua jenis bakteri ini dapat tumbuh dengan baik. Hasil yang terbentuk ialah jumlah koloni bakteri asam laktat lebih banyak dari Acetobacter xylinum. Media yang menggunakan garam 2% juga menunjukkan bahwa kedua jenis bakteri ini dapat hidup dengan membentuk koloni yang lumayan banyak. Hal ini dikarenakan antara media dan sel bakteri tidak terjadi perbedaan osmosa yang tinggi sehingga tidak menyebabkan plasmolisis dan sel bakteri tetap dapat bertumbuh.
F.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini ialah:
1.      Acetobacter xylinum merupakan jenis bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°C – 55°C, dengan suhu optimum 25°C – 40 °C.
2.      Bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
3.      Bakteri mempunyai kondisi lingkungan tersendiri untuk dapat bertahan hidup
4.      Membrane sel bakteri termofilik tersusun atas asam lemak jenuh yang lebih stabil dan fungsional terhadap suhu tinggi
5.      Acetobacter xylinum  dan bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri yang dapat bertumbuh di media yang mengandung garam dan tidak mengandung garam, tapi dengan syarat kadar garamnya tidak boleh menyebabkan tekanan osmosa yang tinggi antara media dan sel bakteri


        


DAFTAR PUSTAKA
Hanson, RS, Hanson TE. 2006. Methanotrophic bacteria. New-York : Microbial
Madigan, MT. 2009 Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. Berlin : Mc_Graw
Todar, K. 2008. Online Textbook of Bacteriology.
(http://www.textbookofbacteriology.net/index.html. Online, diakses pada : Senin, 26 November 2012. Pukul : 16.47)
Wellmeyer, B. 2009. Bacterial Morphology. London : SecondEd
           



.








LAMPIRAN
C, Acetobacter xylinum                            C, Bakteri asam laktat
       


Freezer, Acetobacter xylinum                                               Freezer, Bakteri asam laktat
             





Tanpa garam, Acetobacter xylinum                         Tanpa garam, Bakteri asam laktat
             

Garam 2%, Acetobacter xylinum                             Garam 2%, Bakteri asam laktat
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar