LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
INOKULASI
DAN PERHITUNGAN MIKROORGANISME
Oleh
DEVITA AYU
05111003034
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.
PENDAHULUAN
Inokulasi
atau bisa juga disebut penanam mikroba merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Pemindah biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan
memerhatikan prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi, oleh sebab
itu kita harus bekerja di suatu alat yang disebut Laminar Air Flow. Jenis
bakteri yang akan kita inokulasi adalah Acetobacter xylinum. Acetobacter
xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2
mikron dan mempunyai dinding yang berlendir. Acetobacter xylinum yang
difermentasi didalam medium dengan suasana asam (pH 4) dan kadar gula yang
tinggi akan membentuk nata de coco. Derajat keasaman medium yang tinggi merupakan
syarat tumbuh bagi Acetobacter xylinum.
Acetobacter xylium dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6. Medium yang asam akan
menyebabkan reproduksi dan metabolism sel menjadi lebih baik, sehingga
metabolitnya pun banyak. Bakteri jenis ini mengalami pertumbuhan sel.
Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen
di dalam sel hidup. Bakteri ini mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu
fase adaptasi, fase pertiumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponsial, fase
pertumbuhan lambat, fase menuju kematian dan fase kematian (Sumantri, 2002).
Teknik
inokulasi biasa digunakan dengan beberapa metode diantaranya :
1. Metode
gores, teknik ini akan lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan waktu tetapi
memerlukan keterampilan yang khusus. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah.
2. Metode
tebar/sebar, media terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri, setelah itu
mikroorganisme dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut. Inokulasi itu
disebarkan secara merata makan dengan teknik penyebaran yang baik, akan muncul
koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode
tuang, isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel didalam tabung (winarni, 2007)
4. Metode
tusuk adalah metode inokulasi mikroba dengan cara meneteskan atau menusukkan
ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan kedalam
media (winarmi, 2007).
A.
TUJUAN
Tujuan
dari praktikum yang berjudul “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme” ini
adalah untuk mengetahui cara memindahkan mikroba dari media lama ke media baru
dan cara menghitung koloni mikroorganisme.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) cawan petri, 2) erlenmeyer, 3)
inkubator, 4) kapas, 5) laminar air flow, 6) pipet mikro, 7) rak tabung reaksi,
8) triangle dan 9) vortex.
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) alcohol, 2) agar, 3) air kelapa, 4)
media dan 5) mikroba berupa bakteri Accetobakter xylium.
C. CARA KERJA
Cara kerja pada
praktikum ini (cara tuang) adalah :
1.
Kedalam masing-masing tabung reaksi yang
telah diberi tanda - dimasukkan air sebanyak 1 mL
2. Semua
tabung reaksi yang berisi air diletakkan pada rak tabung reaksi
3. Ambil
media yang telah disediakan, lalu media tersebut dimasukkan 1 mL ke dalam
tabung
4. Tabung
reaksi yang telah diisi media, terlebih dahulu divortex. Tujuannya untuk
menghomogenkan kedua larutan tersebut
5. Campuran
larutan di tabung diambil 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung dan begitu seterusnya
6. Agar
diambil 10 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dituangkan di cawan petri yang telah diberi tanda dan
7. Dengan
menggunakan pipet mikro yang dilengkapi dengan tip, ambil larutan campuran air
dan media sebanyak 1 mL dari tabung dan letakkan di cawan petri yang bertanda . Begitu juga dengan
cawan petri yang bertanda kedalammnya diletakkan
larutan yang berada di tabung
8. Cawan
petri digoyang-goyangkan secara perlahan agar media dan mikroba merata di cawan
petri
9. Setelah
itu, cawan petri dibungkus denga menggnakan plastic wrab
10. Agar
dan mikroba ditunggu hingga mongering
11. Setelah
mongering, posisi cawan petri dibalik sehingga yang kecil berada dibawah dan yang
besar diatas
12.
Tahap terakhir, cawan petri dimasukkan
kedalam incubator.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum
ini (cara tuang) adalah :
v Tabung
reaksi yang bertanda = 44 x 4
= 176
= = 176 x cpu/10 mL
v Tabung
reakis yang bertanda =
60 x 4 = 240
= = 240 x cpu/10 mL
Pembahasan
Judul
praktikum kali ini adalah “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme”. Pada
praktikum kali ini kami diajarkan teknik penanaman bakteri dengan dua cara
yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan kedua metode ini terletak dari cara
kerjanya. Cara kerja metode sebar yaitu kita terlebih dahulu memasukkan media ke
cawan petri setelah itu disusul dengan
mikroorganisme sedangkan untuk metode sebar sebaliknya, kita terlebih
dahulu memasukkan mikroba setelah itu barulah medianya. Bakteri yang kami
gunakan adalah jenis Accetobacter xylium. Pertumbuhan bakteri ini tidak dapat
langsung diamati setelah praktikum, tetapi harus menunggu beberapa hari
terlebih dahulu. Dikarenakan apabila bakteri dipindahkan ke tempat baru maka
bakteri tersebut tidak dapat langsung bertumbuh melainkan mengalami fase
adaptasi terlebih dahulu.
Pada hasil pengamatan, kami
mendapatkan hasil bahwa jumlah koloni bakteri pada tabung dengan pengenceran lebih sedikit dibandingkan tabung dengan
pengenceran Terlihat bahwa pertumbuhan di tabung berlangsung lambat. Banyak factor yang menyebabkan
pertumbuhan ini terganggu diantaranya nutrisi yang berkurang dan pertumbuhan
sel yang tidak stabil sehingga menyebabkan banyak sel yang tidak dapat
bertahan, factor kondisi lingkungan yang kurang steril sehingga yang tumbuh
bukan hanya accetobacter namun juga jenis mikrobia lainnya. Teknik metoda yang
kami lakukan juga sangat mempengaruhi. Kami menggunakan metode tuang, sehingga
pemerataan pada bakterinya tidak sempurna dan menyebabkan ada koloni yang besar
dan ada koloni yang kecil. Kita dapat melihat pada gambar yang terlampir bahwa
ukuran koloni pada cawan lebih besar dibandingkan cawan dan juga lebih sedikit dibandingkan cawan . Semakin besar ukuran
koloninya maka akan semakin sedikit jumlah koloni tersebut dan begitu juga
sebaliknya apabila semakin kecil ukuran koloninya maka jumlah koloni yang
terbentuk akan semakin banyak.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari
praktikum ini adalah :
1. Inokulasi
mikroba secara sederhana dapat diartikan sebagai penanaman mikroba
2. Bakteri
yang digunakan pada praktikum ini adalah bacteria Acctobacter xylium, bakteri
ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco
3. Cara
untuk menginokulasi mikroba ada 2 yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan
keduanya yaitu :
Agar
tuang, kita harus memasukkan mikroba terlebih dahulu kemudian mikrobanya.
Sedangkan untuk agar sebar sebaliknya, kita memasukkan media terlebih dahulu
kedalam cawan petri kemudian disusul mikroorganismenya
4. Acctobacter
xylium mempunyai pH maksimal dan minimal untuk hidup, namun pH optimalnya
adalah 4
5. Jumlah
koloni pada cawan jauh lebih banyak dibandingkan cawan
6. Kondisi
dan kesterilan tempat inokulasi merupakan factor penting yang harus
diperhatikan pada penanam mikroba
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, M.R.
2005. Food Microbiology. Cambridge : The Royal Society of Chemistry
Anonym. 2008.
Microwave Food Processing. New York : Food Technol
Earle,
R.L. 2000. Unit Operation in Food Processing Sixth edition. Pergamon Press,
U.K.
Fardiaz, D.
2008. Kajian Kecukupan Proses Termal pada Industri Pengalengan Pangan. Jakarta
: GAPMMI
Sumantri. 2002.
Gizi Masyarakat. Balitbangkes : Dep. Kes.
Syarief, H.
2007. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta : CFNS-IPB
Winarni. 2007. Aktivitas
Mikrobia dan Beberapa spesies Lactobacillus
terhadap mikroba pathogen dan perusak makanan. Jakarta : Media Teknol Pangan
LAMPIRAN
Beberapa dokumentasi dari praktikum yang kami
lakukan
Bekerja di
laminar air flow
Hasil
keadaan
cawan petri LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
INOKULASI
DAN PERHITUNGAN MIKROORGANISME
Oleh
DEVITA AYU
05111003034
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.
PENDAHULUAN
Inokulasi
atau bisa juga disebut penanam mikroba merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Pemindah biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan
memerhatikan prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi, oleh sebab
itu kita harus bekerja di suatu alat yang disebut Laminar Air Flow. Jenis
bakteri yang akan kita inokulasi adalah Acetobacter xylinum. Acetobacter
xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2
mikron dan mempunyai dinding yang berlendir. Acetobacter xylinum yang
difermentasi didalam medium dengan suasana asam (pH 4) dan kadar gula yang
tinggi akan membentuk nata de coco. Derajat keasaman medium yang tinggi merupakan
syarat tumbuh bagi Acetobacter xylinum.
Acetobacter xylium dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6. Medium yang asam akan
menyebabkan reproduksi dan metabolism sel menjadi lebih baik, sehingga
metabolitnya pun banyak. Bakteri jenis ini mengalami pertumbuhan sel.
Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen
di dalam sel hidup. Bakteri ini mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu
fase adaptasi, fase pertiumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponsial, fase
pertumbuhan lambat, fase menuju kematian dan fase kematian (Sumantri, 2002).
Teknik
inokulasi biasa digunakan dengan beberapa metode diantaranya :
1. Metode
gores, teknik ini akan lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan waktu tetapi
memerlukan keterampilan yang khusus. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah.
2. Metode
tebar/sebar, media terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri, setelah itu
mikroorganisme dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut. Inokulasi itu
disebarkan secara merata makan dengan teknik penyebaran yang baik, akan muncul
koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode
tuang, isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel didalam tabung (winarni, 2007)
4. Metode
tusuk adalah metode inokulasi mikroba dengan cara meneteskan atau menusukkan
ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan kedalam
media (winarmi, 2007).
A.
TUJUAN
Tujuan
dari praktikum yang berjudul “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme” ini
adalah untuk mengetahui cara memindahkan mikroba dari media lama ke media baru
dan cara menghitung koloni mikroorganisme.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) cawan petri, 2) erlenmeyer, 3)
inkubator, 4) kapas, 5) laminar air flow, 6) pipet mikro, 7) rak tabung reaksi,
8) triangle dan 9) vortex.
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) alcohol, 2) agar, 3) air kelapa, 4)
media dan 5) mikroba berupa bakteri Accetobakter xylium.
C. CARA KERJA
Cara kerja pada
praktikum ini (cara tuang) adalah :
1.
Kedalam masing-masing tabung reaksi yang
telah diberi tanda - dimasukkan air sebanyak 1 mL
2. Semua
tabung reaksi yang berisi air diletakkan pada rak tabung reaksi
3. Ambil
media yang telah disediakan, lalu media tersebut dimasukkan 1 mL ke dalam
tabung
4. Tabung
reaksi yang telah diisi media, terlebih dahulu divortex. Tujuannya untuk
menghomogenkan kedua larutan tersebut
5. Campuran
larutan di tabung diambil 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung dan begitu seterusnya
6. Agar
diambil 10 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dituangkan di cawan petri yang telah diberi tanda dan
7. Dengan
menggunakan pipet mikro yang dilengkapi dengan tip, ambil larutan campuran air
dan media sebanyak 1 mL dari tabung dan letakkan di cawan petri yang bertanda . Begitu juga dengan
cawan petri yang bertanda kedalammnya diletakkan
larutan yang berada di tabung
8. Cawan
petri digoyang-goyangkan secara perlahan agar media dan mikroba merata di cawan
petri
9. Setelah
itu, cawan petri dibungkus denga menggnakan plastic wrab
10. Agar
dan mikroba ditunggu hingga mongering
11. Setelah
mongering, posisi cawan petri dibalik sehingga yang kecil berada dibawah dan yang
besar diatas
12.
Tahap terakhir, cawan petri dimasukkan
kedalam incubator.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum
ini (cara tuang) adalah :
v Tabung
reaksi yang bertanda = 44 x 4
= 176
= = 176 x cpu/10 mL
v Tabung
reakis yang bertanda =
60 x 4 = 240
= = 240 x cpu/10 mL
Pembahasan
Judul
praktikum kali ini adalah “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme”. Pada
praktikum kali ini kami diajarkan teknik penanaman bakteri dengan dua cara
yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan kedua metode ini terletak dari cara
kerjanya. Cara kerja metode sebar yaitu kita terlebih dahulu memasukkan media ke
cawan petri setelah itu disusul dengan
mikroorganisme sedangkan untuk metode sebar sebaliknya, kita terlebih
dahulu memasukkan mikroba setelah itu barulah medianya. Bakteri yang kami
gunakan adalah jenis Accetobacter xylium. Pertumbuhan bakteri ini tidak dapat
langsung diamati setelah praktikum, tetapi harus menunggu beberapa hari
terlebih dahulu. Dikarenakan apabila bakteri dipindahkan ke tempat baru maka
bakteri tersebut tidak dapat langsung bertumbuh melainkan mengalami fase
adaptasi terlebih dahulu.
Pada hasil pengamatan, kami
mendapatkan hasil bahwa jumlah koloni bakteri pada tabung dengan pengenceran lebih sedikit dibandingkan tabung dengan
pengenceran Terlihat bahwa pertumbuhan di tabung berlangsung lambat. Banyak factor yang menyebabkan
pertumbuhan ini terganggu diantaranya nutrisi yang berkurang dan pertumbuhan
sel yang tidak stabil sehingga menyebabkan banyak sel yang tidak dapat
bertahan, factor kondisi lingkungan yang kurang steril sehingga yang tumbuh
bukan hanya accetobacter namun juga jenis mikrobia lainnya. Teknik metoda yang
kami lakukan juga sangat mempengaruhi. Kami menggunakan metode tuang, sehingga
pemerataan pada bakterinya tidak sempurna dan menyebabkan ada koloni yang besar
dan ada koloni yang kecil. Kita dapat melihat pada gambar yang terlampir bahwa
ukuran koloni pada cawan lebih besar dibandingkan cawan dan juga lebih sedikit dibandingkan cawan . Semakin besar ukuran
koloninya maka akan semakin sedikit jumlah koloni tersebut dan begitu juga
sebaliknya apabila semakin kecil ukuran koloninya maka jumlah koloni yang
terbentuk akan semakin banyak.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari
praktikum ini adalah :
1. Inokulasi
mikroba secara sederhana dapat diartikan sebagai penanaman mikroba
2. Bakteri
yang digunakan pada praktikum ini adalah bacteria Acctobacter xylium, bakteri
ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco
3. Cara
untuk menginokulasi mikroba ada 2 yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan
keduanya yaitu :
Agar
tuang, kita harus memasukkan mikroba terlebih dahulu kemudian mikrobanya.
Sedangkan untuk agar sebar sebaliknya, kita memasukkan media terlebih dahulu
kedalam cawan petri kemudian disusul mikroorganismenya
4. Acctobacter
xylium mempunyai pH maksimal dan minimal untuk hidup, namun pH optimalnya
adalah 4
5. Jumlah
koloni pada cawan jauh lebih banyak dibandingkan cawan
6. Kondisi
dan kesterilan tempat inokulasi merupakan factor penting yang harus
diperhatikan pada penanam mikroba
DAFTAR
PUSTAKA
Adams, M.R.
2005. Food Microbiology. Cambridge : The Royal Society of Chemistry
Anonym. 2008.
Microwave Food Processing. New York : Food Technol
Earle,
R.L. 2000. Unit Operation in Food Processing Sixth edition. Pergamon Press,
U.K.
Fardiaz, D.
2008. Kajian Kecukupan Proses Termal pada Industri Pengalengan Pangan. Jakarta
: GAPMMI
Sumantri. 2002.
Gizi Masyarakat. Balitbangkes : Dep. Kes.
Syarief, H.
2007. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta : CFNS-IPB
Winarni. 2007. Aktivitas
Mikrobia dan Beberapa spesies Lactobacillus
terhadap mikroba pathogen dan perusak makanan. Jakarta : Media Teknol Pangan
LAMPIRAN
Beberapa dokumentasi dari praktikum yang kami
lakukan
Bekerja di
laminar air flow
Hasil
keadaan
cawan petri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar