Senin, 13 Mei 2013


LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

INOKULASI DAN PERHITUNGAN MIKROORGANISME







unsri.jpg






Oleh
DEVITA AYU
05111003034




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.    PENDAHULUAN
Inokulasi atau bisa juga disebut penanam mikroba  merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Pemindah biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan memerhatikan prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi, oleh sebab itu kita harus bekerja di suatu alat yang disebut Laminar Air Flow. Jenis bakteri yang akan kita inokulasi adalah Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan mempunyai dinding yang berlendir. Acetobacter xylinum yang difermentasi didalam medium dengan suasana asam (pH 4) dan kadar gula yang tinggi akan membentuk nata de coco. Derajat keasaman medium yang tinggi merupakan syarat tumbuh bagi Acetobacter  xylinum. Acetobacter xylium dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6. Medium yang asam akan menyebabkan reproduksi dan metabolism sel menjadi lebih baik, sehingga metabolitnya pun banyak. Bakteri jenis ini mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri ini mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertiumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponsial, fase pertumbuhan lambat, fase menuju kematian dan fase kematian (Sumantri, 2002).
Teknik inokulasi biasa digunakan dengan beberapa metode diantaranya :
1.      Metode gores, teknik ini akan lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan yang khusus. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
2.      Metode tebar/sebar, media terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri, setelah itu mikroorganisme dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut. Inokulasi itu disebarkan secara merata makan dengan teknik penyebaran yang baik, akan muncul koloni yang terpisah-pisah.
3.      Metode tuang, isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel didalam tabung (winarni, 2007)
4.      Metode tusuk adalah metode inokulasi mikroba dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan kedalam media (winarmi, 2007).

A.    TUJUAN
Tujuan dari praktikum yang berjudul “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme” ini adalah untuk mengetahui cara memindahkan mikroba dari media lama ke media baru dan cara menghitung koloni mikroorganisme.


















B.     ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) cawan petri, 2) erlenmeyer, 3) inkubator, 4) kapas, 5) laminar air flow, 6) pipet mikro, 7) rak tabung reaksi, 8) triangle dan 9) vortex.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) alcohol, 2) agar, 3) air kelapa, 4) media dan 5) mikroba berupa bakteri Accetobakter xylium.
















C.    CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum ini (cara tuang) adalah :
1.      Kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah diberi tanda  -  dimasukkan air sebanyak 1 mL
2.      Semua tabung reaksi yang berisi air diletakkan pada rak tabung reaksi
3.      Ambil media yang telah disediakan, lalu media tersebut dimasukkan 1 mL ke dalam tabung
4.      Tabung reaksi yang telah diisi media, terlebih dahulu divortex. Tujuannya untuk menghomogenkan kedua larutan tersebut
5.      Campuran larutan di tabung  diambil 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung  dan begitu seterusnya
6.      Agar diambil 10 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dituangkan  di cawan petri yang telah diberi tanda  dan
7.      Dengan menggunakan pipet mikro yang dilengkapi dengan tip, ambil larutan campuran air dan media sebanyak 1 mL dari tabung  dan letakkan di cawan petri yang bertanda . Begitu juga dengan cawan petri yang bertanda kedalammnya diletakkan larutan yang berada di tabung
8.      Cawan petri digoyang-goyangkan secara perlahan agar media dan mikroba merata di cawan petri
9.      Setelah itu, cawan petri dibungkus denga menggnakan plastic wrab
10.  Agar dan mikroba ditunggu hingga mongering
11.  Setelah mongering, posisi cawan petri dibalik sehingga yang kecil berada dibawah dan yang besar diatas
12.  Tahap terakhir, cawan petri dimasukkan kedalam incubator.



D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini (cara tuang) adalah :

v  Tabung reaksi yang bertanda                 = 44 x 4   = 176
                                                =        = 176 x  cpu/10 mL

v  Tabung reakis yang bertanda              = 60 x 4   = 240
                                                =        = 240 x  cpu/10 mL














Pembahasan
            Judul praktikum kali ini adalah “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme”. Pada praktikum kali ini kami diajarkan teknik penanaman bakteri dengan dua cara yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan kedua metode ini terletak dari cara kerjanya. Cara kerja metode sebar yaitu kita terlebih dahulu memasukkan media ke cawan petri setelah itu disusul dengan  mikroorganisme sedangkan untuk metode sebar sebaliknya, kita terlebih dahulu memasukkan mikroba setelah itu barulah medianya. Bakteri yang kami gunakan adalah jenis Accetobacter xylium. Pertumbuhan bakteri ini tidak dapat langsung diamati setelah praktikum, tetapi harus menunggu beberapa hari terlebih dahulu. Dikarenakan apabila bakteri dipindahkan ke tempat baru maka bakteri tersebut tidak dapat langsung bertumbuh melainkan mengalami fase adaptasi terlebih dahulu.
Pada hasil pengamatan, kami mendapatkan hasil bahwa jumlah koloni bakteri pada tabung dengan pengenceran  lebih sedikit dibandingkan tabung dengan pengenceran  Terlihat bahwa pertumbuhan di tabung  berlangsung lambat. Banyak factor yang menyebabkan pertumbuhan ini terganggu diantaranya nutrisi yang berkurang dan pertumbuhan sel yang tidak stabil sehingga menyebabkan banyak sel yang tidak dapat bertahan, factor kondisi lingkungan yang kurang steril sehingga yang tumbuh bukan hanya accetobacter namun juga jenis mikrobia lainnya. Teknik metoda yang kami lakukan juga sangat mempengaruhi. Kami menggunakan metode tuang, sehingga pemerataan pada bakterinya tidak sempurna dan menyebabkan ada koloni yang besar dan ada koloni yang kecil. Kita dapat melihat pada gambar yang terlampir bahwa ukuran koloni pada cawan  lebih besar dibandingkan cawan  dan juga lebih sedikit dibandingkan cawan . Semakin besar ukuran koloninya maka akan semakin sedikit jumlah koloni tersebut dan begitu juga sebaliknya apabila semakin kecil ukuran koloninya maka jumlah koloni yang terbentuk akan semakin banyak.




E.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1.      Inokulasi mikroba secara sederhana dapat diartikan sebagai penanaman mikroba
2.      Bakteri yang digunakan pada praktikum ini adalah bacteria Acctobacter xylium, bakteri ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco
3.      Cara untuk menginokulasi mikroba ada 2 yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan keduanya yaitu :
Agar tuang, kita harus memasukkan mikroba terlebih dahulu kemudian mikrobanya. Sedangkan untuk agar sebar sebaliknya, kita memasukkan media terlebih dahulu kedalam cawan petri kemudian disusul mikroorganismenya
4.      Acctobacter xylium mempunyai pH maksimal dan minimal untuk hidup, namun pH optimalnya adalah 4
5.      Jumlah koloni pada cawan  jauh lebih banyak dibandingkan cawan
6.      Kondisi dan kesterilan tempat inokulasi merupakan factor penting yang harus diperhatikan pada penanam mikroba













DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2005. Food Microbiology. Cambridge : The Royal Society of Chemistry
Anonym. 2008. Microwave Food Processing. New York : Food Technol
Earle, R.L. 2000. Unit Operation in Food Processing Sixth edition. Pergamon Press, U.K.

Fardiaz, D. 2008. Kajian Kecukupan Proses Termal pada Industri Pengalengan Pangan. Jakarta : GAPMMI
Sumantri. 2002. Gizi Masyarakat. Balitbangkes : Dep. Kes.
Syarief, H. 2007. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta : CFNS-IPB
Winarni. 2007. Aktivitas Mikrobia dan Beberapa spesies Lactobacillus terhadap mikroba pathogen dan perusak makanan. Jakarta : Media Teknol Pangan









LAMPIRAN
Beberapa dokumentasi dari praktikum yang kami lakukan
Bekerja di laminar air flow
                          
Hasil
                          
                                         keadaan cawan petri   LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

INOKULASI DAN PERHITUNGAN MIKROORGANISME







unsri.jpg






Oleh
DEVITA AYU
05111003034




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
A.    PENDAHULUAN
Inokulasi atau bisa juga disebut penanam mikroba  merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Pemindah biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan memerhatikan prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi, oleh sebab itu kita harus bekerja di suatu alat yang disebut Laminar Air Flow. Jenis bakteri yang akan kita inokulasi adalah Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan mempunyai dinding yang berlendir. Acetobacter xylinum yang difermentasi didalam medium dengan suasana asam (pH 4) dan kadar gula yang tinggi akan membentuk nata de coco. Derajat keasaman medium yang tinggi merupakan syarat tumbuh bagi Acetobacter  xylinum. Acetobacter xylium dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6. Medium yang asam akan menyebabkan reproduksi dan metabolism sel menjadi lebih baik, sehingga metabolitnya pun banyak. Bakteri jenis ini mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri ini mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertiumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponsial, fase pertumbuhan lambat, fase menuju kematian dan fase kematian (Sumantri, 2002).
Teknik inokulasi biasa digunakan dengan beberapa metode diantaranya :
1.      Metode gores, teknik ini akan lebih menguntungkan dari segi ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan yang khusus. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
2.      Metode tebar/sebar, media terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri, setelah itu mikroorganisme dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut. Inokulasi itu disebarkan secara merata makan dengan teknik penyebaran yang baik, akan muncul koloni yang terpisah-pisah.
3.      Metode tuang, isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel didalam tabung (winarni, 2007)
4.      Metode tusuk adalah metode inokulasi mikroba dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan kedalam media (winarmi, 2007).

A.    TUJUAN
Tujuan dari praktikum yang berjudul “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme” ini adalah untuk mengetahui cara memindahkan mikroba dari media lama ke media baru dan cara menghitung koloni mikroorganisme.


















B.     ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) cawan petri, 2) erlenmeyer, 3) inkubator, 4) kapas, 5) laminar air flow, 6) pipet mikro, 7) rak tabung reaksi, 8) triangle dan 9) vortex.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) alcohol, 2) agar, 3) air kelapa, 4) media dan 5) mikroba berupa bakteri Accetobakter xylium.
















C.    CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum ini (cara tuang) adalah :
1.      Kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah diberi tanda  -  dimasukkan air sebanyak 1 mL
2.      Semua tabung reaksi yang berisi air diletakkan pada rak tabung reaksi
3.      Ambil media yang telah disediakan, lalu media tersebut dimasukkan 1 mL ke dalam tabung
4.      Tabung reaksi yang telah diisi media, terlebih dahulu divortex. Tujuannya untuk menghomogenkan kedua larutan tersebut
5.      Campuran larutan di tabung  diambil 1 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung  dan begitu seterusnya
6.      Agar diambil 10 mL dengan menggunakan gelas ukur dan dituangkan  di cawan petri yang telah diberi tanda  dan
7.      Dengan menggunakan pipet mikro yang dilengkapi dengan tip, ambil larutan campuran air dan media sebanyak 1 mL dari tabung  dan letakkan di cawan petri yang bertanda . Begitu juga dengan cawan petri yang bertanda kedalammnya diletakkan larutan yang berada di tabung
8.      Cawan petri digoyang-goyangkan secara perlahan agar media dan mikroba merata di cawan petri
9.      Setelah itu, cawan petri dibungkus denga menggnakan plastic wrab
10.  Agar dan mikroba ditunggu hingga mongering
11.  Setelah mongering, posisi cawan petri dibalik sehingga yang kecil berada dibawah dan yang besar diatas
12.  Tahap terakhir, cawan petri dimasukkan kedalam incubator.



D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini (cara tuang) adalah :

v  Tabung reaksi yang bertanda                 = 44 x 4   = 176
                                                =        = 176 x  cpu/10 mL

v  Tabung reakis yang bertanda              = 60 x 4   = 240
                                                =        = 240 x  cpu/10 mL














Pembahasan
            Judul praktikum kali ini adalah “Inokulasi dan Perhitungan Mikroorganisme”. Pada praktikum kali ini kami diajarkan teknik penanaman bakteri dengan dua cara yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan kedua metode ini terletak dari cara kerjanya. Cara kerja metode sebar yaitu kita terlebih dahulu memasukkan media ke cawan petri setelah itu disusul dengan  mikroorganisme sedangkan untuk metode sebar sebaliknya, kita terlebih dahulu memasukkan mikroba setelah itu barulah medianya. Bakteri yang kami gunakan adalah jenis Accetobacter xylium. Pertumbuhan bakteri ini tidak dapat langsung diamati setelah praktikum, tetapi harus menunggu beberapa hari terlebih dahulu. Dikarenakan apabila bakteri dipindahkan ke tempat baru maka bakteri tersebut tidak dapat langsung bertumbuh melainkan mengalami fase adaptasi terlebih dahulu.
Pada hasil pengamatan, kami mendapatkan hasil bahwa jumlah koloni bakteri pada tabung dengan pengenceran  lebih sedikit dibandingkan tabung dengan pengenceran  Terlihat bahwa pertumbuhan di tabung  berlangsung lambat. Banyak factor yang menyebabkan pertumbuhan ini terganggu diantaranya nutrisi yang berkurang dan pertumbuhan sel yang tidak stabil sehingga menyebabkan banyak sel yang tidak dapat bertahan, factor kondisi lingkungan yang kurang steril sehingga yang tumbuh bukan hanya accetobacter namun juga jenis mikrobia lainnya. Teknik metoda yang kami lakukan juga sangat mempengaruhi. Kami menggunakan metode tuang, sehingga pemerataan pada bakterinya tidak sempurna dan menyebabkan ada koloni yang besar dan ada koloni yang kecil. Kita dapat melihat pada gambar yang terlampir bahwa ukuran koloni pada cawan  lebih besar dibandingkan cawan  dan juga lebih sedikit dibandingkan cawan . Semakin besar ukuran koloninya maka akan semakin sedikit jumlah koloni tersebut dan begitu juga sebaliknya apabila semakin kecil ukuran koloninya maka jumlah koloni yang terbentuk akan semakin banyak.




E.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1.      Inokulasi mikroba secara sederhana dapat diartikan sebagai penanaman mikroba
2.      Bakteri yang digunakan pada praktikum ini adalah bacteria Acctobacter xylium, bakteri ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco
3.      Cara untuk menginokulasi mikroba ada 2 yaitu cara tuang dan cara sebar. Perbedaan keduanya yaitu :
Agar tuang, kita harus memasukkan mikroba terlebih dahulu kemudian mikrobanya. Sedangkan untuk agar sebar sebaliknya, kita memasukkan media terlebih dahulu kedalam cawan petri kemudian disusul mikroorganismenya
4.      Acctobacter xylium mempunyai pH maksimal dan minimal untuk hidup, namun pH optimalnya adalah 4
5.      Jumlah koloni pada cawan  jauh lebih banyak dibandingkan cawan
6.      Kondisi dan kesterilan tempat inokulasi merupakan factor penting yang harus diperhatikan pada penanam mikroba













DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2005. Food Microbiology. Cambridge : The Royal Society of Chemistry
Anonym. 2008. Microwave Food Processing. New York : Food Technol
Earle, R.L. 2000. Unit Operation in Food Processing Sixth edition. Pergamon Press, U.K.

Fardiaz, D. 2008. Kajian Kecukupan Proses Termal pada Industri Pengalengan Pangan. Jakarta : GAPMMI
Sumantri. 2002. Gizi Masyarakat. Balitbangkes : Dep. Kes.
Syarief, H. 2007. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta : CFNS-IPB
Winarni. 2007. Aktivitas Mikrobia dan Beberapa spesies Lactobacillus terhadap mikroba pathogen dan perusak makanan. Jakarta : Media Teknol Pangan









LAMPIRAN
Beberapa dokumentasi dari praktikum yang kami lakukan
Bekerja di laminar air flow
                          
Hasil
                          
                                         keadaan cawan petri  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar